Wednesday, April 1, 2015

KEUTAMAAN MEMELIHARA ANAK YATIM




KEUTAMAAN MEMELIHARA

ANAK YATIM


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Allah Swt telah memberikan perhatian khusus kepada ciptaan-Nya yang satu ini, dia adalah manusia lemah yang di takdirkan Allah Swt hidup tanpa cinta dan kasih sayang dari salah satu kedua orang tuanya, keadaan ini tiada lain adalah sebagai cobaan dan ujian baginya juga bagi umat seluruhnya mereka itu adalah anak-anak yatim.
Islam sebagai agama rahmatan lil alamin telah menjadi garda terdepan dalam memberikan perhatian, pengurusan dan pengayoman kepada mereka, hal itu tiada lain adalah demi dan untuk kemaslahatan mereka, banyak sekali ayat-ayat al Qur'an atau al hadits yang mengangkat dan mengupas tema diatas secara mendetail dari mulai balita hingga dewasa, hak dan kewajiban, tanggung jawab pribadi, masyarakat bahkan Negara.  
Dalam kitab Al Yatim karya DR. Abdul Hamid As Suhaibani dikatakan definisi yatim adalah:
من فقد أباه وهو دون البلوغ ذكرا كان أو أنثى        
"Seorang anak yang kehilangan ayahnya –karena meninggal- ketika ia belum baligh atau dewasa baik itu laki-laki atau perempuan".
Dengan demikian seseorang dikatakan yatim bila:
1.      Ditinggal wafat ayahnya, adapun anak yang ditinggal wafat ibu atau yang lainnya tidaklah dikatakan yatim, begitu juga anak yang ditinggal karena perceraian suami istri.
2.      Ditinggal wafat ayahnya ketika masih dibawah usia baligh atau dewasa dengan demikian bila ditinggal wafat ayahnya sesudah masa baligh maka tidaklah dikatakan anak yatim.
Anak yatim adalah anak yang ditinggalkan mati ayahnya selagi ia belum mencapai umur balig. Dalam Islam, anak yatim memiliki kedudukan tersendiri. Mereka mendapat perhatian khusus dari Rasulullah saw. Ini tiada lain demi untuk menjaga kelangsungan hidupnya agar jangan sampai telantar hingga menjadi orang yang tidak bertanggung jawab.
Oleh karena itu, banyak sekali hadis yang menyatakan betapa mulianya orang yang mau memelihara anak yatim atau menyantuninya. Sayang, anjuran Beliau itu sampai kini belum begitu mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat. Hanya sebagian kecil saja umat Islam yang mau memperhatikan anjuran itu. Hal ini semestinya tidak layak dilakukan umat Islam yang inti ajarannya banyak menganjurkan saling tolong sesama umat Islam dan bahkan selain umat Islam.
Ada beberapa cara berbuat baik kepada anak yatim:
1.      Memberinya makan dan pakaian, serta menanggung kebutuhan-kebutuhan pokoknya.
2.      Mengusap kepalanya serta menunjukkan kasih sayang kepadanya. Tindakan ini akan mempunyai pengaruh besar terhadap kejiwaan anak yatim. Ibnu Umar rodhiyallohu 'anhu jika melihat anak yatim, beliau mengusap kepalanya dan memberinya sesuatu.
3.      Membiayai sekolahnya, sebagaimana seseoang ingin menyekolahkan anaknya.
4.      Mendidiknya dengan ikhlas, sebagaimana keikhlasanya dalam mendidik anak kandungnya sendiri.
5.      Jika ia melakukan perbuatan yang mengharuskan di beri hukuman maka bersikap lemah-lembut dalam mendidiknya.
6.      Bertakwa kepada Alloh dalam mengelola harta anak yatim, jika anak yatim itu mempunyai harta kekayaan. Jangan sampai hartanya di habiskan karena menginginkan agar anak yatim itu kelak tidak meminta hartanya kembali. Sebaliknya, hartanya harus di jaga, sehinga ketika ia telah dewasa, harta tersebut dikembalikan kepadanya.
7.      Mengembangkan harta anak yatim dan bersikap ikhlas di dalamnya, sehingga hartanya tidak habis oleh zakat.
Menolong anak yatim merupakan hal yang mulia. Selain ada di panti-panti asuhan, ada pula anak-anak yatim yang tinggal di rumah-rumah biasa bersama ibunya. Nah anak-anak yatim seperti itulah yang harus benar-benar kita perhatikan karena belum tentu ada yang menolong mereka.

A.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka untuk memperjelas orientasi penelitian ini, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
  1. Bagaimana keutamaan memlihara anak yatim?

B.     Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dan kegunaan penelitian sangat erat hubungannya dengan rumusan masalah yang penulis cantumkan di atas, yaitu :
  1. Untuk mengetahui keutamaan memlihara anak yatim
BAB II
PEMBAHAAN
A.    Hakikat Memelihara Anak Yatim
Allah Swt telah memberikan perhatian khusus kepada ciptaan-Nya yang satu ini, dia adalah manusia lemah yang di takdirkan Allah Swt hidup tanpa cinta dan kasih sayang dari salah satu kedua orang tuanya, keadaan ini tiada lain adalah sebagai cobaan dan ujian baginya juga bagi umat seluruhnya mereka itu adalah anak-anak yatim.
Islam sebagai agama rahmatan lil alamin telah menjadi garda terdepan dalam memberikan perhatian, pengurusan dan pengayoman kepada mereka, hal itu tiada lain adalah demi dan untuk kemaslahatan mereka, banyak sekali ayat-ayat al Qur'an atau al hadits yang mengangkat dan mengupas tema diatas secara mendetail dari mulai balita hingga dewasa, hak dan kewajiban, tanggung jawab pribadi, masyarakat bahkan Negara.  
Dalam kitab Al Yatim karya DR. Abdul Hamid As Suhaibani dikatakan definisi yatim adalah:
من فقد أباه وهو دون البلوغ ذكرا كان أو أنثى        
"Seorang anak yang kehilangan ayahnya –karena meninggal- ketika ia belum baligh atau dewasa baik itu laki-laki atau perempuan".
Dengan demikian seseorang dikatakan yatim bila:
1.         Ditinggal wafat ayahnya, adapun anak yang ditinggal wafat ibu atau yang lainnya tidaklah dikatakan yatim, begitu juga anak yang ditinggal karena perceraian suami istri.
2.         Ditinggal wafat ayahnya ketika masih dibawah usia baligh atau dewasa dengan demikian bila ditinggal wafat ayahnya sesudah masa baligh maka tidaklah dikatakan anak yatim
مَنْ ضَمَّ يَتِيْمًا بَيْنَ أَبَوَيْنِ مُسْلِمَيْنِ فِيْ طَعَامِهِ وَ شَرَابِهِ حَتَّى يَسْتَغْنِيَ عَنْهُ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
“Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orang tua yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.” [HR. Abu Ya'la dan Thobroni, Shohih At Targhib, Al-Albaniy : 2543].
Menolong anak yatim merupakan hal yang mulia. Selain ada di panti-panti asuhan, ada pula anak-anak yatim yang tinggal di rumah-rumah biasa bersama ibunya. Nah anak-anak yatim seperti itulah yang harus benar-benar kita perhatikan karena belum tentu ada yang menolong mereka.
Mengurus atau menjaga serta mengayomi anak yatim memiliki berbagai keutamaan, diantaranya:
a.       Allah I akan menyelamatkan ia dari berbagai kesusahan di hari kiamat serta diberikan kegembiraan dikala manusia yang lainnya mengalami kesulitan. Allah I berfirman:
ويطعمون الطعام على حبه مسكينا ويتيما وأسيرا ............ إنا نخاف من ربنا يوما عبوسا قمطريرا, فوقاهم الله شر ذلك اليوم ولقاهم نضرة وسرورا
"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan……. Sesungguhnya kami takut akan siksa Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan, Maka Allah memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati" (Qs. Al Insan: 8-11)
b.      Pengurus anak yatim akan bersama Rasulullah r tinggal dalam surga, hal ini sebagaimana sabda beliau:
 أنا وكافل اليتيم في الجنة كهاتين وأشار بأصبعيه يعني السبابة والوسطى الترمذي     
"Aku dan yang mengurus anak yatim di surga seperti ini, beliau memberikan isyarat dengan kedua jarinya yaitu jari telunjuk dan jari kelingking" (HR. At Tirmidzi)
c.       Melembutkan hati yang keras, hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ia berkata:
أن رجلا شكا إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم قسوة قلبه فقال امسح رأس اليتيم وأطعم المسكين
"Sesungguhnya seseorang datang mengadu kepada Rasulullah  atas keras hati yang dialaminya, beliau bersabda: Usaplah kepala anak yatim dan beri makanlah orang-orang miskin". (HR. Ahmad)
Jadi jelaslah bagi kita umat muslim bahwa, ketika kita akan memelihara anak yatim, kita akan mendapatkan kebahagiaan akhirat seperti apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW, bahwa antara anak yatim dan pengurusnya bagaikan dua telunjuk yang saling berdekatan di surga nanti.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesipulan
Mengurus atau menjaga serta mengayomi anak yatim memiliki berbagai keutamaan, diantaranya:
d.      Allah I akan menyelamatkan ia dari berbagai kesusahan di hari kiamat serta diberikan kegembiraan dikala manusia yang lainnya mengalami kesulitan.
e.       Pengurus anak yatim akan bersama Rasulullah tinggal dalam surga
f.       Melembutkan hati yang keras, hal ini sebagaimana hadits yang Jadi jelaslah bagi kita umat muslim bahwa, ketika kita akan memelihara anak yatim, kita akan mendapatkan kebahagiaan akhirat seperti apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW, bahwa antara anak yatim dan pengurusnya bagaikan dua telunjuk yang saling berdekatan di surga nanti dan akan bersama Rasulullah SAW.

B.     Saran
Dari hasil penelitian di atas, semoga dapat bermanfat bagi penulis khusunya dan bagi kaum muslimin pada umumnya yaitu tentang memelihara anak yatim dan memberi makan kepadanya, agar kita tergolong orang-orang yang diridhoi oleh Allah SWT.

0 komentar: